Penguin
Para ilmuwan selama ini sering kesulitan untuk menghitung jumlah populasi hewan langka di wilayah yang terasing, seperti populasi penguin di kutub selatan. Karena itulah para ilmuwan membutuhkan bantuan teknologi untuk menghitung penguin dari udara.
Seperti dikutip dari laman
BBC, peneliti dari Inggris Raya, Amerika Serikat, dan Australia memanfaatkan satelit untuk melacak dan menghitung penguin dari sudut pandang mata burung.
Sensus pun dilakukan dengan mencari dan menentukan lokasi koloni-koloni individual. Ini bisa dilakukan dengan mencari hamparan kotoran penguin yang berwarna coklat, di atas es yang putih.
Gambar dengan resolusi tinggi kemudian untuk mencari dan menghitung penguin yang terlihat. Hasilnya, sekitar hampir 600.000 penguin ada di Antartika.
Pendekatan dengan bantuan teknologi satelit ini dilakukan untuk memantau populasi emperor penguin, terutama kesehatan jangka panjang. Perkiraan cuaca menyebabkan prediksi turunnya jumlah populasi penguin di habitat aslinya. Terutama jika Antartika semakin menghangat, yang menyebabkan melelehnya es di lautan, yang merupakan sarang dan tempat para penguin mencari makan.
"Jika kita ingin memahami apakah emperor penguin terancam punah akibat perubahan cuaca, kita harus tahu berapa jumlah burung itu yang ada saat ini. Dan kami punya metodologi untuk memonitor dari tahun ke tahun, mulai tahun ini," kata Peter Fretwell dari British Antartic Survey.
Peter Fretwell juga mengatakan studi ini memberikan informasi dasar mengenai populasi penguin. "Yang terbilang mengejutkan karena jumlahnya dua kali dari yang kami perkirakan. Ini juga memberikan kami kemampuan untuk mengikuti perkembangan jika populasi mereka berubah seiring berjalannya waktu," tutur Fretwell.
Survei ini juga mengidentifikasi ada 44 koloni penguin di Benua Putih itu. Ini termasuk tujuh koloni yang sebelumnya tidak diketahui.
Meskipun terbilang mudah menemukan kotoran penguin di permukaan es yang putih, tapi agak sulit menghitung jumlah penguin. Terutama dalam menghitung jumlah individu di kerumunan, walaupun menggunakan gambar satelit yang memiliki resolusi tinggi.
Fretwell dan rekan-rekannya menghitung ada sekitar 595.000 jumlah penguin. Ini dua kali dari jumlah yang mereka perkirakan, yaitu sekitar 270.000 - 350.000 emperor penguin. Angka ini merupakan penghitungan komprehensif yang pertama dilakukan dengan menggunakan alat dari angkasa.
Bermanfaat Michelle LaRue dari Universitas Minnesota kemudian menyebut metode ini sebagai langkah maju untuk penelitian ekologi di Antartika. "Penelitian bisa dilakukan secara aman dan efisien dengan dampak yang sedikit terhadap lingkungan," ucap LaRue.
"Implikasi dari studi yang dilakukan ini sangat jauh memberikan hasil. Kini kita punya cara yang efektif dan murah untuk mengaplikasikan metode untuk spesies lain yang kurang diketahui di antartika," kata LaRue.
Saat ini, permukaan es Antartika sendiri dinilai lebih stabil ketimbang Artik. Walau begitu, perubahan cuaca tetap menjadi ancaman serius dalam beberapa waktu mendatang.
Jika ini terjadi, ini merupakan masalah bagi koloni penguin. Begitu pula ketika perubahan iklim mempengaruhi jumlah populasi krill (serupa udang), yang bergantung pada es untuk hidup. Sebab krill merupakan makanan penguin, dan punahnya eksistensi krill juga mengancam punahnya penguin.
"Saat ini penguin memiliki keuntungan, Sebab tak ada predator, sehingga tak ada kompetisi untuk mereka dalam mendapatkan makanan," kata Fretwell.
Selama ini penguin mendominasi sebab bisa bertahan di cuaca yang sangat dingin di Antartika. "Jika Antartika menghangat, predator dan kompetitor lain bisa pindah, keuntungan ini tidak lama bertahan. Ini tentu kabar buruk bagi para penguin," jelas Fretwell.
Sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/304753-pengamatan-satelit--cara-baru-sensus-penguin